Sejarah Panjang Kerajaan Majapahit di Trowulan Jejak Peradaban Besar yang Masih Berdenyut dalam Tanah Mojokerto

Nasional18 Views

Sejarah Panjang Kerajaan Majapahit di Trowulan Jejak Peradaban Besar yang Masih Berdenyut dalam Tanah Mojokerto Trowulan sering disebut sebagai situs arkeologi terbesar di Indonesia yang menyimpan jejak nyata Kerajaan Majapahit. Di hamparan tanah yang tenang di Mojokerto itu, berdiri peradaban besar Nusantara yang mencapai kejayaannya pada abad keempat belas. Majapahit bukan sekadar kerajaan, tetapi pusat politik, ekonomi, dan budaya yang mengikat banyak wilayah di Nusantara. Nama nama seperti Hayam Wuruk, Gajah Mada, hingga peristiwa Sumpah Palapa menjadi bagian dari memori kolektif bangsa.

Perjalanan Majapahit di Trowulan bukan hanya cerita masa lalu, tetapi refleksi tentang bagaimana sebuah peradaban dibangun melalui kemampuan mengelola kekuasaan, perdagangan, dan pemikiran. Artefak yang ditemukan di Trowulan membuktikan bahwa pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat Majapahit sangat kompleks dan maju.

“Sejarah tidak pernah benar benar hilang. Ia hanya menunggu disentuh kembali oleh generasi berikutnya.”

Artikel ini menyajikan pembahasan mendalam mengenai sejarah panjang Majapahit di Trowulan, mulai dari berdirinya, kejayaannya, hingga warisan fisik yang masih dapat disaksikan sekarang.


Trowulan sebagai Pusat Pemerintahan Majapahit

Kerajaan

Trowulan diyakini merupakan ibu kota Majapahit berdasarkan catatan sejarah dan temuan arkeologi. Kawasan ini dipenuhi puing puing bangunan bata merah, kolam kuno, jalan kuno, hingga struktur permukiman yang menggambarkan kehidupan urban masa itu.

Peneliti menemukan pola pemukiman kota yang rapi dengan sistem drainase yang maju. Hal ini menunjukkan bahwa Majapahit bukan hanya kerajaan agraris, tetapi juga pusat administrasi yang terorganisir dengan baik.

Keberadaan bangunan istana, rumah bangsawan, hingga area pemakaman membuat Trowulan menjadi kawasan penting untuk memahami bagaimana pusat kekuasaan Majapahit diatur.


Berdirinya Kerajaan Majapahit dari Krisis Menuju Kebangkitan

Majapahit berdiri pada tahun 1293 setelah Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang datang untuk menaklukkan Jawa. Keberhasilan itu justru menjadi titik lahirnya kerajaan baru. Raden Wijaya kemudian membangun Majapahit dan memulai fondasi politik yang kuat.

Pemerintahan awal Majapahit berjalan dengan penuh tantangan karena harus berhadapan dengan konflik internal dan eksternal. Namun keberhasilan kerajaan ini dalam memanfaatkan aliansi dan strategi perang menjadikan Majapahit mulai diperhitungkan oleh kerajaan lain di Nusantara.

Pendirian Majapahit adalah bukti bagaimana kesulitan dapat menjadi pijakan awal membangun kejayaan.


Peran Gajah Mada dan Sumpah Palapa dalam Memperluas Kekuasaan

Salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Majapahit adalah Mahapatih Gajah Mada. Ia terkenal dengan Sumpah Palapa, janji untuk tidak menikmati kenikmatan dunia sebelum menyatukan wilayah Nusantara di bawah Majapahit.

Dengan strategi militer dan diplomasi yang cerdas, Gajah Mada berhasil menaklukkan banyak wilayah penting. Catatan sejarah menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit pada masa itu meliputi hampir seluruh Nusantara, termasuk sebagian wilayah Asia Tenggara.

Gajah Mada menjadi simbol kepemimpinan tegas dan visi persatuan yang besar.

“Seorang pemimpin besar tidak hanya memegang kekuasaan, tetapi memegang janji yang ia ucapkan.”

Visinya menjadi salah satu pilar penting dalam perjalanan Majapahit.


Masa Keemasan Majapahit di Bawah Pemerintahan Hayam Wuruk

Puncak kejayaan Majapahit terjadi pada masa Raja Hayam Wuruk yang memerintah dari 1350 hingga 1389. Pada masa ini, Majapahit berkembang pesat dalam perdagangan, kebudayaan, dan administrasi pemerintahan.

Hayam Wuruk menjalankan pemerintahan dengan baik, didukung oleh para menteri dan pejabat daerah yang kompeten. Catatan perjalanan Mpu Prapanca dalam Nagarakretagama memberikan gambaran detail tentang bagaimana pemerintahan Majapahit berfungsi dan betapa luasnya wilayah yang dikuasai.

Masa Hayam Wuruk adalah masa ketika Majapahit benar benar menjadi pusat peradaban Asia Tenggara.


Sistem Perdagangan Internasional Majapahit dan Kelas Pedagang yang Maju

Majapahit adalah kerajaan maritim yang menjadi pusat perdagangan penting. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional membuat banyak pedagang dari Tiongkok, India, Arab, hingga kawasan Asia Tenggara datang ke pelabuhan pelabuhan Majapahit.

Barang barang seperti rempah, kayu cendana, kain, logam, dan keramik menjadi komoditas penting. Kerajaan mengelola perdagangan melalui sistem pajak dan pengawasan pelabuhan. Aktivitas ini membuat Majapahit memiliki pendapatan besar yang membantu memperkuat pemerintahan dan militer.

Majapahit membuktikan bahwa kekuatan ekonomi adalah fondasi penting dalam mempertahankan kekuasaan.


Kehidupan Sosial Masyarakat Majapahit yang Beragam dan Teratur

Masyarakat Majapahit terdiri dari berbagai kelompok sosial mulai dari bangsawan, prajurit, pedagang, petani, hingga seniman. Setiap kelompok memiliki peran dan tanggung jawab dalam menjaga struktur pemerintahan dan kehidupan sehari hari.

Majapahit dikenal toleran terhadap berbagai kepercayaan seperti Hindu, Buddha, dan kepercayaan lokal. Keberagaman ini membuat budaya Majapahit sangat kaya. Banyak tradisi seni, tari, sastra, dan arsitektur berkembang pada masa ini.

Kehidupan sosial Majapahit mencerminkan kematangan peradaban yang tinggi.


Arsitektur Bata Merah Ciri Khas Bangunan Majapahit

Salah satu elemen khas Majapahit adalah penggunaan bata merah dalam pembangunan bangunan penting. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya situs bata merah di Trowulan. Candi, gapura, pemandian, dan bangunan istana menggunakan bahan ini karena mudah dibuat dari tanah lokal.

Bangunan bata merah Majapahit memiliki ciri khas bentuk yang sederhana tetapi kuat. Teknik penyusunannya menunjukkan keterampilan tinggi para tukang dan arsitek masa itu.

Jejak arsitektur ini masih dapat dilihat hingga kini di berbagai situs Trowulan.


Candi Tikus Jejak Peradaban Hidrolik Majapahit

Candi Tikus adalah salah satu situs penting di Trowulan yang berbentuk kolam pemandian. Struktur ini menunjukkan kemampuan rekayasa air yang maju pada masa Majapahit. Kolam utama dikelilingi undakan bata merah yang rapi dan indah.

Fungsi pasti Candi Tikus masih menjadi bahan penelitian, tetapi banyak ahli meyakini tempat ini digunakan sebagai area pemandian bangsawan atau tempat ritual keagamaan. Keberadaan sistem hidrolik ini menunjukkan bahwa Majapahit memiliki teknologi yang maju untuk mengatur aliran air.

Candi Tikus adalah saksi bisu kecanggihan rekayasa air Majapahit.


Gapura Bajang Ratu Simbol Kemegahan Arsitektur Kerajaan

Gapura Bajang Ratu adalah struktur gerbang megah yang dipercaya sebagai pintu masuk ke area keraton atau tempat suci. Gerbang ini memiliki bentuk khas yang tinggi dan ramping, menunjukkan gaya arsitektur Majapahit yang elegan.

Bajang Ratu juga dipercaya sebagai simbol penghormatan pada raja yang wafat, khususnya Jayanegara. Relief dan ukiran di gapura ini memperlihatkan kekayaan seni Majapahit.

“Setiap susunan bata merah di Trowulan seolah menyimpan suara masa lalu yang menunggu untuk didengar.”

Gapura ini menjadi bukti bahwa Majapahit memiliki estetika arsitektur yang halus dan berkelas.


Kolam Segaran Pusat Rekreasi sekaligus Simbol Kemakmuran

Kolam Segaran adalah kolam raksasa yang diduga digunakan untuk berbagai kegiatan seperti latihan perang air, acara kerajaan, dan rekreasi bangsawan. Ukurannya yang sangat besar membuat banyak orang terkesima akan kemampuan Majapahit membangun struktur air berskala besar.

Kolam ini juga dipercaya sebagai simbol kemakmuran kerajaan. Air yang berlimpah menjadi tanda kesejahteraan bagi masyarakat Majapahit.

Kolam Segaran adalah bukti nyata bagaimana Majapahit mengelola sumber daya air secara efektif.


Surutnya Majapahit Konflik Internal hingga Perpecahan

Seiring berjalannya waktu, Majapahit mengalami penurunan akibat konflik internal, perebutan kekuasaan, dan melemahnya struktur pemerintahan. Serangan dari kerajaan lain dan munculnya kekuatan baru di Nusantara membuat Majapahit semakin sulit bertahan.

Meski akhirnya runtuh pada akhir abad kelima belas, warisan Majapahit tidak pernah hilang. Banyak budaya, nilai, dan tradisi yang diteruskan kepada kerajaan kerajaan penerus.

Runtuhnya Majapahit adalah bagian dari siklus sejarah, tetapi kejayaannya tetap menjadi inspirasi.


Trowulan Kini Kawasan yang Menghidupkan Kembali Majapahit

Trowulan saat ini menjadi pusat penelitian arkeologi dan destinasi wisata sejarah yang terus dikembangkan. Museum Trowulan menyimpan berbagai artefak penting mulai dari gerabah, arca, keramik, hingga alat rumah tangga peninggalan Majapahit.

Kawasan ini terus memberikan informasi baru melalui penggalian dan penelitian yang dilakukan para arkeolog. Trowulan bukan hanya tempat melihat masa lalu, tetapi ruang untuk memahami identitas bangsa.

Jika Anda ingin, saya dapat menambahkan tabel situs penting Majapahit di Trowulan atau membuat versi artikel dengan analisis antropologi sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *